LEAFLET
PEMERIKSAAN
URIN
Dosen Pengampu :
Siti
Ni’amah, S. Si. T., M.Kes

Nama
kelompok :
Dyah
Retno Pangabean (1317007)
Iva Mudrikah (1317013)
AKADEMI KEBIDANAN
BAKTI UTAMA
PATI
Tahun Akademik
2017/2018
A.
Pemeriksaan Urin
Urin merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal.
Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120
ml/menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsopsi. Difusi dan ekskresi oleh
tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk 1 ml urin permenit.

B.
Protein Urin
Kebanyakan cara rutin untuk menyatakan adanya protein dalam urin
berdasarkan kepada timbulnya kekeruhan. Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan
itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka menggunakan urin
yang jernih betul menjadi syarat yang penting terhadap protein.
C.
Tujuan Pelaksanaan Pemeriksaan Protein Urin
Untuk mengetahui kadar protein dalam urin dan juga untuk mengetahui
apakah pasien mengalami eklamsi.
D.
Protein Urin Dalam Kehamilan
Preeklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang
biasa dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan
meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein didalam
urin. Wanita hamil dengan preeklamsia juga akan mengalami pembengkakan pada
kaki dan tangan. Preeklamsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan,
meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan.
E.
Alat dan Bahan
1.
Botol atau bengkok
tempat urin.
2.
Lampus pirtus
3.
Tabung kimia 2 buah
4.
Asam asetat 6%
5.
Korek api
6.
Corong
7.
Kertas saring
F.
Persiapan Pasien
1.
Menyapa ibu dengan
ramah dan sopan
2.
Berlaku sopan dalam
pemeriksaan
3.
Menjelaskan
prosedur yang akan dilakukan
4.
Pasien diminta
untuk BAK dan ditampung dalam botol yang sudah disediakan
5.
Memposisikan ibu
dengan nyaman selama pemeriksaan
G.
Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Protein Urin
1.
Menyiapkan dan
memeriksan kelengkapan alat
2.
Mencuci tangan
3.
Memakai handscoon
4.
Memerhatikan
kejernihan urin
5.
Bila urin keruh
saring dengan kertas penyaring
6.
Mengisi kedua
tabung dengan urin masing-masing 2ml salah satu tabung sabagai bahan pembanding
pemeriksaan
7.
Menyalakan lampu
spirtus
8.
Memanaskan tabung
sampai mendidih, berjarak 2-3 cm
a.
Membentuk sudut 45°
b.
Arahkan tabung yang
dipanaskan ketempat yang kosong
c.
Panaskan tabung secara
merata dari ujung bawah keatas
9.
Bila urin yang
dipanskan keruh tambahkan 4 tetes asam asetat 6% dan bila keruhan hilang maka
menunjukkan hasil yang negatif
10.
Jika urin tetap
keruh maka panaskan sekali lagi dan bandingkan hasilnya
11.
Bila setelah
dipanaskan urin tetap keruh maka hasilnya positif dan baca hasil pemeriksaan
12.
Memberitahu ibu
hasil pemeriksaan
13.
Membereskan
peralatan
14.
Mencuci tangan
H.
Cara Menilai Hasil
Cara
penilaian berlaku untuk pemeriksaan dengan asam asetat
a.
-- : tidak ada kekeuhan
b.
+
: kekeruhan ringan tanpa
butir-butir ( 0,01-0,05%)
c.
+
+ : kekeruhan mudah dilihat
dan nampak butr-butir dalam kekeruhan tersebut (0,05-0,2%)
d.
+
+
+ : urin jelas keruh dan
kekeruhan berkeping-keping (0,2-0,05%)
e.
+
+
+
+: sangat keruh dan bergumpal /memadat (>0,5%)
I.
Cara Lain Pemeriksaan
a.
Prinsip : terjadi
endapan urin jika direaksinkan dengan asam sulfosalisilat
b.
Tujuan : menentukan
adanya protein dalam urin
c.
Alat yang
diperlukan
1.
Tabung reaksi dan
rak
2.
Pipet
d.
Cara pemeriksaan
1.
2 tabung reaksi A
dan B diisi urin 2cc
2.
Tabung A 8 tetes
asam sulfosalisilat 20% à goyang perlahan agar campur
3.
Kekeruhan dilihat
dengan latar belakang gelap. Bandingkan dengan tabung B

Hasil
:
Negatif : tidak ada keruhan
positif
+ : kekeruhan ringan tanpa butiran
positif
+
+ : kekeruhan dengan
butiran
positif
+
+
+ : kekeruhan dengan
kepingan
positif
+
+
+
+ : kekeruhan dengan gumpalan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar