Sejarah Perkembangan Pelayanan dan
Pendidikan Kebidanan di Australia
Dosen Pengampu : Nopri Padma N, S.S.T
Nama Kelompok :
1.
Dyah Retno P. (1317007)
2.
Ari Indri C. (1317004)
3.
Yuni Dayanti (1317022)
4.
Yulvia Dwi T. (1317021)
5.
Yuanita Mega K. (1317004)
AKADEMI
KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI
Tahun Akademik 2017/2018
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, berkat rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN
DAN PENDIDIKAN KEBIDANAN DI AUSTRALIA”.
Penulis menyadari bahwa tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulisan makalah ini tidak
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Nopri Padma
N, S.S.T selaku dosen pembimbing mata kuliah Konsep Kebidanan
2. Rekan-rekan
Kebidanan semester satu yang telah memberikan dukungan dalam penulisan makalah
ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnakan makalah ini di
masa yang akan datang.
Wassalamu 'alaikum Wr.Wb.
Pati, 25
September 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar....................................................................................................................
2
Daftar isi..............................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar belakang.........................................................................................................
4
2.
Tujuan......................................................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN
1.
Sejarah
perkembangan.............................................................................................
5
2.
Pelayanan bidan
di Australia...................................................................................
7
3.
Pendidikan bidan
di Australia.................................................................................
9
4.
Masalah
profesional.................................................................................................
10
5.
Pengembangan
profesi bidan...................................................................................
10
6.
Masalah regional......................................................................................................
10
7.
Penerapan
penelitian kedalaman praktek.................................................................
11
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan..............................................................................................................
13
2.
Saran........................................................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
14
8.
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Perkembangan pelayanan dan pendidikan
kebidanan nasional maupun internasional terjadi begitu cepat. Hal ini
menunjukkan bahwa perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan merupakan hal
yang penting untuk dipelajari dan dipahami oleh petugas kesehatan khususnya
bidan yang bertugas sebagai bidan pendidik maupun bidan di pelayanan.
Salah satu faktor yang menyebabkan terus
berkembangnya pelayanan dan pendidikan kebidanan adalah masih tingginya
mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin, khususnya di negara
berkembang dan di negara miskin yaitu sekitar 25-50%.
Mengingat hal diatas, maka penting bagi
bidan untuk mengetahui sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan
karena bidan sebagai tenaga terdepan dan utama dalam pelayanan kesehatan ibu
dan bayi diberbagai catatan pelayanan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan
menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal dan
bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
maupun pelatihan serta meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai.
2. Tujuan
a. Mempelajari
dan memahami sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan yang
terjadi dalam lingkup nasional dan internasional.
b. Mempelajari
dan memahami sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan yang
terjadi dalam lingkup Internasional khususnya di negara Australia
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Sejarah
Perkembangan
1.1 Perkembangan
Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri
Pada pertengahan abad ke-17 bidan adalah
profesi penting dan dihormati dikomunitas colonial Belanda. Kebidanan hanya
salah satu bentuk pelayanan yang diberikan para bidan kepada komunitas
kolonial. Pada saat itu, kadang kala bidna juga berperan sebagai perawat yang
merawat orang sakit dan sekarat, mengurus jenazah, seabagai herbalis serta
dokter hewan selain gaji sebagai imbalan, bidan juga memperoleh rumah, tanah,
dan makanan sebagai bentuk penghormatan atas jasa mereka.
Akan tetapi, terdapat berbagai faktor
yang menurunkan derajat bidan dimasyarakat. Faktor-faktor tersebut mencakup
perilaku religious, kebutuhan ekonomi, pengambil alihan tugas dan tanggung
jawab oleh dokter, pendidikan yang tidak mendukung dan tidak adanya organisasi
kebidanan, pengingkatan jumlah imigran, serta status wanita yang direndahkan. Secara
umum perkembangan pelayanan bidan dapat di bagi menjadi 2 masa, yaitu sebelum
abad 20 dan sesudah abad 20.
a.
Sebelum abad 20 (1700-1900)
William Smellie dari Scotlandia
(1677-1673) mengembangkan forceps dengan kurva pelvik seperti kurva shepalik.
Dia memperkenalkan cara pengukuran konjungata diagonalis dalam pelvi metri.
Menggambarkan metodnya tentang persalinan lahirnya kepala pada presentasi
bokong dan penganangan resusitasi bayi aspiksi dengan pemompaan paru-paru
melalui sebuah metal kateler. Ignoz Phillip semmelweis, seorang dokter dari
Hungaria (1818 – 1865) pengenalan Semmelweiss tentang cuci tangan yang bersih
mengacu pada pengendalian sepsis puerperium. James Young simpson dair
Edenburgh, scotlandia (1811-1870) memperkenalkan dan menggunakan arastesi umum,
tahun 1807, Ergot sejenis cendawan yang tumbuh pada sejenis gandung hitam,
diketahui efektif dalam mengatasi pendarahan postpartum. Hal ini merupakan
permulaan pengguguran.
Tahun 1824 Jamess Blundell dari Inggris
yang menjadi orang pertama yang berhasil menangani perdarahan postpartum dengan
menggunakan transfusi darah. Jean lubumean dari Perancis (orang kepercayaan
Rene Laenec, penemu Stetoskop pada tahun 1819) pertama kali mendengar bunyi
jantung janin dengan stetoskop pada tahun 1920. Jhon Charles Weaven dari
Inggris (1811 – 1859) adalah. Pada tahun 1843, pertama yang yang melakukan test
urine pada wanita hamil untuk pemeriksaan dan menghubungkan kehadirannya dengan
eklamsia.
Adolf Pinard dari Prancis (1844-1934)
pada tahun 1878, mengumumkan kerjanya pada palpasi abdominal Carl Crede dari
Jerman (1819 – 1892) menggambarkan metodanya stimulasi urine yang lembut dan
lentur untuk mengeluarkan placenta Juduig Badl, dokter obstetri dari Jerman
(1842-1992), pada tahun 1875, menggambarkan lingkaran retraksi yang pasti
muncul pada pertemuan segment atas rahim dan segmen bawah rahim dalam
persalinan macet/sulit. Daunce dari Bordeauz. Pada tahun 1857, memperkenalkan
pengguran inkubator dalam perawatan bayi prematur.
b.
Abad 20
Postnatal care sejak munculnya hospitalisasi
untuk persalinan telah berubah dari perpanjangan masa rawatan sampai 10 hari,
ke trend “Modern” ambulasi diri. Yang pada kenyataannya, suatu pengembalian
pada “cara yang lebih alami”. Selama beberapa tahun, pemisahan ibu dan bayi
merupakan praktek yang dapat diterima di banyak rumah sakit, dan alat menyusui
bayi buatan menjadi dapat diterima, dan bahkan oleh normal. Bagaimanapun, alami
sekali lagi “membuktikan dirinya “rooing-in” dipraktekan dan menyusui
dipromosikan menyusui disemua rumah sakit yang sudah mendapat penerangan.
Perkembangan teknologi yang cepat telah monitoring anthepartum dan intrapartum
yang tepat menjadi mungkin dengan pengguraan ultrasonografi dan
cardiotocografi, dan telah merubah prognosis bagi bayi prematur secara dramatis
ketika dirawat di neonatal intersive acara urits, hal ini juga memungkinkan
perkembangan yang menakjubkan.
1.2 Perkembangan Pendidikan Kebidanan di
Luar Negeri
Di Luar negeri, khususnya Amerika
Serikat, pendidikan kebidanan harus memenuhi standart yang dibuat oleh American
College of nurse-midwifes (ACNM), karena juga mencakup perawatan kesehatan
primer untuk wanita dan bayi baru lahir.
Perawat-kebidanan bersertifikat adalah
seseorang yang telah dididik dalam 2 disiplin ilmu yaitu keperawatan dan
kebidanan. Sertifikasi tersebut diberikan kepada seseorang yang telah lulus
ujian nasional yang diselenggarakan oleh American College of nurse-midwives
Certivication Council (ACC). Sertifikasi tersebut merupakan bukti bahwa orang
tersebut telah memenuhi standart professional untuk melakukan praktek yang
aman.
Sertifikasi tersebut juga melindungi hak
publik dan membedakan bidan yang tersertifikasi ACC – yang dididik dna
dipersiapkan dengan baik- . dari orang yang menyebut dirinya bidan aatu
berperan dalam sebagian praktek kebidanan tanpa mengenyam program kebidanan.
Praktek perawat – kebidanan adalah
manajemen perawatan kesehatan wanita yang bersifat independen, umumnya berfokus
pada periode kehamilan, pelahiran, pascamelahirkan, perawat bayi baru lahir,
perencanaan keluarga, serta kebutuhan ginekologis untuk wanita.
Perawat kebidanan yang bersertifikat
dapat berpraktek dalam sistem perawatan kesehatan yang menyediakan konsultasi,
manajemen kolaborasi ataupun referensi (rujukan) yang didasarkan pada status
kesehatan klien. Perawat kebidanan bersertifikat dapat berpraktek berdasarkan
standart praktek perawat – kebidanan, seperti yang didefinisikan oleh ACNM
bahwa ”bahwa perawat – kebidanan bersertifikat dapat praktek dirumah sakit,
rumah, ataupun dirumah bersalin.di tempat apapun keselamatan ibu dan
bayi merupakan perhatian utama”
2.
Pelayanan
Bidan di Australia
Florence Nightingale adalah pelopor
kebidanan dan keperawatan yang dimulai dengan tradisi dan latihan-latihan pada
abad 19. Tahun 1824 kebidanan masih belum di kenal sebagai bagian dari
pendidikan medis di Inggris dan Australia dimulai pada tahun 1862. Lulusan itu
dibekali dengan pengethuan teori dan praktek. Pendidikan Diploma Kebidanan
dimulai tahun 1893, dan sejak tahun 1899 hanya bidan sekaligus perawat yang
terlatih yang boleh bekerja di rumah sakit.
Sebagian besar wanita yang melahirkan
tidak di rawat dengan selayaknya oleh masyarakat. Ketidakseimbangan seksual dan
moral di Australia telah membuat prostitusi berkembang dengan cepat. Hal ini
menyebabkan banyak wanita hamil di luar nikah dan jarang mereka dapat
memperoleh pelayanan dari bidan atau dokter karena pengaruh sosial mereka atau
pada komunitas yang terbatas.
Pada dasarnya Australia sudah pada titik
perubahan terbesar pada pendidikan kebidanan, sistem ini menunjukkan bahwa
seorang bidan adalah seorang perawat yang teregistrasi dengan kualifikasi kebidanan.
Konsekuensinya, banyak bidan-bidan yang telah mengikuti pelatihan di Amerika
dan Eropa tidak dapat mendasar tanpa pelatihan perawatan. Siswa-siswa yang
mengikuti pelatihan kebidanan pertama kali harus terdafatar sebagai perawat.
Kebidanan swasta di Australia berada
pada titik awal kritis pada tahun 1990 berjuang untuk bertahan pada waktu
perubahan besar. Profesi keperawatan di Australia menolak hak bidan sebagai
identitas profesi yang terpisah. Dengan kekuatan penuh, bidan-bidan yang
sedikit militan tersupport untuk mencapai kembali hak-hak wewenang mereka dalam
melakukan pertolongan persalinan.
Pendidikan kebidanan di Australia
terpengaruh oleh model kolonialisme Inggris terhadap penerimaan pendidikan
perawat. Tidak ada perawat tanpa kebidanan dan kebidanan tanpa keperawatan.
Mulai tahun 1990 ada kebidanan direct
entry dimana memisahkan pendidikan kebidanan dan keperawatan. Pendidikan bidan
di Australia dimulai dengan Basic perawat ditambah 2 tahun. Sejak tahun 2000
telah dibuka University of Technology of Sidney yaitu S2 (Doctor of
Midwifery).Florence Nightingale adalah pelopor kebidanan dan keperawatan yang
dimulai dengan tradisi dan latihan-latihan pada abad 19. Tahun 1824 kebidanan
masih belum di kenal sebagai bagian dari pendidikan medis di Inggris dan
Australia dimulai pada tahun 1862. Lulusan itu dibekali dengan pengethuan teori
dan praktek. Pendidikan Diploma Kebidanan dimulai tahun 1893, dan sejak tahun
1899 hanya bidan sekaligus perawat yang terlatih yang boleh bekerja di rumah
sakit. Sebagian besar wanita yang melahirkan tidak dirawat dengan selayaknya
oleh masyarakat. Ketidakseimbangan seksual dan moral di Australia telah membuat
prostitusi berkembang dengan cepat. Hal ini menyebabkan banyak wanita hamil di
luar nikah dan jarang mereka dapat memperoleh pelayanan dari bidan atau dokter
karena pengaruh social mereka atau pada komunitas tyang terbatas, meskipun
demikian di Australi bidan tidak bekerja sebagai perawat, mereka bekerja
sebagaimana layaknya seorang bidan. Pendapat bahwa seseorang bidan haru reflek
menjadi seorang perawat dan program pendidikan serta prakteknya banyak di buka
di beberapa tempat dan umumnya dibuka atau disediakan oleh Non Bidan.
3.
Pendidikan
bidan di Australia
Kebidanan di Australia telah mengalami
perkembangan yang mengalami pesat sejak 10 tahun terakhir. Dasar pendidikan
telah berubah dari traditional hospital base programme menjadi tertiary course
of studies menyesuaikan kebutuhan pelayanan dari masyarakat. Tidak semua
institusi pendidikan kebidanan di Australi telah melaksanakan perubahan ini,
beberapa masih menggunakan proram pendidikan yang berorientasi pada rumah
sakit. Kurikulum pendidikan disusun oleh staf akademik berdasarkan pada
keahlian dan pengalaman mereka di lapangan kebidanan. Kekurangan yang dapat dilihat
dari pendidikan kebidanan di Australia hampir sama dengan pelaksanaan
pendidikan bidan di Indonesia. Belum ada persamaan persepsi mengenai
pengimplementasian kurikulum pada masing-masing institusi, sehingga lulusan
bidan mempunyai kompetensi klinik yang berbeda tergantung pada institusi
pendidikannya. Hal ini ditambah dengan kurangnya kebijaksanaan formal dan tidak
adanya standar nasional menurut National Review of Nurse Education 1994, tidak
ada direct entry.
Pada tahun 1913 sebanyak 30% persalinan
ditolong oleh bidan. Meskipun ada peningkatan jumlah dokter yang menangani
persalinan antara tahun 1900 sampai 1940, tidak ada penurunan yang berarti pada
angka kematian ibu dan bidanlah yang selalu disalahkan akan hal itu.
Kenyataannya wanita jelas menengah ke atas yang ditangani oleh dokter dalam
persalinannya mempunyai resiko infeksi yang lebih besar daripada wanita miskin yang
ditangani oleh Bidan.
4. Masalah Profesional
Tugas pertama yang sulit adalah meneliti
kembali nama bidan itu sendiri, itu tidak sama dengan ketika latihan dalam
praktek kebidanan. Bidan sangat penting di pelayanan kesehatan sejak Perang
Dunia II dan proporsi yang besar di rumah sakit sebagai pusat pelayanan
kesehatan untuk daerah sekitar rumah sakit tersebut. Peningkatan rumah sakit
dan persatuan perawat dan peningkatan ahli kebidanan yang lebih menekankan pada
teknologi menyebabkan mundurnya kebidanan. Tapi situasi itu berakhir pada saat
Amerika Utara menilai kepemimpinan perawat dan kepemimpinan bidan yang
memutuskan bahwa bidan berhak mendapat penghargaan pertama dan penghargaan
kedua diberikan kepada keperawatan. Penghargaan itu sangat penting untuk
peningkatan profesi kebidanan.
Kita tahu di beberapa negara
mengkombinasikan keperawatan dan kebidanan dalam seorang tenaga kesehatan, hal
itu terjadi di pulau kecil. Pelatihan klinik sekarang semakin baik menuju
standar internasional sedikit lebih baik daripada masa yang lalu.
5.Pengembangan
Profesi Bidan
Pemerintah melihat adanya peningkatan
kebidanan dengan pemberian asuhan yang bermanfaat. Shearman Report (NSWI, 1989)
telah menemukan cara awal untuk mengatur strategi perawatan yang
berkesinambungan. Having a baby in Victoria (Depkes Viktoria, 1990) melaporkan
sebuah revie pelayanan kesehatan di Viktoria yang dibutuhkan pada orientasi
pelayanan kesehatan pada wanita dan keluarga. Maksudnya pemeliharaan kesehatan
yang lebih baiki. “Perawatan efektif pada kelahiran” CNH dan MRC, 1996
menyimpulkan bahwa perawatan yang berkesinambungan akan menjadi tujuan
perawatan kesehatan ibu.
6.
Masalah
Regional
Negara tetangga Australia yaitu Papua
Nugini, Pulau Solomon memiliki angka kematian yang sangat tinggi. Rosaline
Lapar, seorang pemenang piagam Maria Gibran pada ICM di Oslo yang sekarang
sedang berada di Universitas Teknologi Sidney menunjukkan sebuah video yang
digunakan untuk melatih asisten bidan di desa dengan cara ibu berbaring setelah
melahirkan kepala dan bahu, dan melahirkan plasenta dengan menarik tali pusat
secara terkendali. Cara ini banyak diakui oleh negara bagian Barat yang mengatakan
hal ini tidak hanya berbeda dari biasanya untuk pendidikan bidan di Australia.
Mahasiswa kebidanan harus menjadi perawat dahulu sebelum mengikuti pendidikan
bidan, Sebab di Australia, kebidanan masih menjadi sub spesialisasi dalam
keperawatan (maternal and child helath). Didalamnya termasuk pendidikan tentang
keluarga berencanam, kesehatan wanita, perawatan ginekologi, perawatan anak,
kesehatan anak dan keluarga, serta kesehatan neonatus dan remaja. Adanya
peraturan ini semakin mempersempit peran dan ruang kerja bidan.
Literatur yang tersedia bagi mahasiswa
kebidanan masih kurang. Kurikulum yang ada dirasakan hanya sesuai untuk
mahasiswa pemula atau menengah saja, sehingga kadang-kadang mahasiswa yang
telah terlatih di keperawatan kebidanan diberikan porsi yang sama seperti
pemula atau sebaliknya. Mahasiswa yang sebelumnya telah mendapatkan pendidikan
kebidanan di keperawatan akan membawa konsep “sakit”. Transisi dari filosofi
“sakit” ke filosofi “sehat” dalam kebidanan sedikit banyak menyulitkan mahasiswa.
Beberapa tahun setelah Australia
mengadakan pelatihan kebidanan, datang para pendidik yang membuka universitas
yang memiliki cara tersendiri untuk menghasilkan tenaga yang berkualitas. Pada
waktu yang sama pemerintah mendukung bidan dalam memperluas peran mereka.
Luasnya pengalaman klinik cukup diterima masyarakat dibeberapa tempat tetapi
juga mengurangi resiko yang akan terjadi. Satu hal lagiyang perlu diketahui
bahwa persalinan di desa tersebut ibu berbaring di daun pisang yang bersih atau
sprei.
Di negara Barat terdapat peraturan
dimana wanita melahirkan tidak boleh ditemani oleh keluarganya, tetapi ada
beberapa negara yang menganggap peraturan ini tidak efektif dan mengatakan
bahwa ibu bersalin perlu ditemani oleh suami atau anggota keluarganya.
7.
Penerapan
Penelitian Kedalam Praktek
Akhir dari masalah bidan di kawasan ini
adalah penerapan penelitian ke dalam praktek, misalnya pada video yang
digunakan di Papua Nugini yang berisi anjuran kepada bidan untuk meninggalkan
tradisi mereka dan memandang pada fakta-fakta yang ada.
Keberadaan bidan di negara ini masih
dipertanyakan karena adanya pengaruh medicalisasi. Perawat kebidanan tidak
boleh meniolong persalinan.
Pendidikan kebidanan di Australia setingkat Universitas, mahasiswanya berasal dari lulusan degree perawat dan 2 tahun bidan, sedangkan pada tingkat direct entry, masih sering dipertanyakan oleh perawat. Pada tahun 2000, di University Of Technology Of Sidney, telah terbentuk S2 Kebidanan (Doctor of Midwifery).
Pendidikan kebidanan di Australia setingkat Universitas, mahasiswanya berasal dari lulusan degree perawat dan 2 tahun bidan, sedangkan pada tingkat direct entry, masih sering dipertanyakan oleh perawat. Pada tahun 2000, di University Of Technology Of Sidney, telah terbentuk S2 Kebidanan (Doctor of Midwifery).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sejarah singkat kebidanan di Australia
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Florence Nightingale : Pelopor kebidanan dan keperawatan yang dimulai dengan tradisi dan latihan-latihan pada abad 19
Florence Nightingale : Pelopor kebidanan dan keperawatan yang dimulai dengan tradisi dan latihan-latihan pada abad 19
1.
Tahun 1824 : Kebidanan masih belum di kenal sebagai
bagian dari pendidikan medis di Inggris dan Australia, kebidanan masih
didominasi oleh profesi dokter.
2.
Tahun 1862 : Pendidikan bidan pertama kali di
Australia dimulai. Lulusan itu dibekali dengan pengetahuan teori dan praktek.
3.
Tahun 1893 : Pendidikan Diploma Kebidanan dimulai
a.
Tahun 1899 : Hanya bidan sekaligus perawat yang telah
terlatih yang boleh bekerja di rumah sakit.
b.
Tahun 1990 : Mulai ada kebidanan direct entry dimana
memisahkan pendidikan kebidanan dan keperawatan. Pendidikan bidan di Australia
dimulai dengan Basic perawat ditambah 2 tahun.
c.
Tahun 2000 : Telah dibuka University of Technology of
Sidney yaitu S2 (Doctor of Midwifery).
2. Saran
Bagi pembaca semoga makalah ini
bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa. Namun, manusia tidaklah ada yang
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan guna perbaikan
makalah ini. Bagi tenaga kesehatan Karena mengingat perkembangan pendidikan dan pelayanan
kebidanan saat ini, kami menyarankan agar setiap orang lebih memahami sejarah
perkembangan kebidanan tidak hanya didalam negeri saja melainkan
diluar negara juga. Dengan itu, kita akan dapat membandingkan dan dapat di
tela’ah mengenai hal positif dan negatif dari perbedaan tersebut.
Dengan
penulisan makalah ini penulis berharap lembaga kesehatan dalam hal ini para
bidan mampu meningkatkan pelayanan kebidanan guna membangun generasi muda dan
generasi penerus bangsa menjadi manusia yang sehat.
DAFTAR
PUSTAKA
Pertanyaan
1. Apa
semua bidan di Australia diberi fasilitas seperti rumah, dan gaya hidup
lainnya? (agustina riftianggi)
2. Apa
arti pelvimetri dan sepsis puerperium? (dewi oktavia saumananda)
3. Apa
pengaruh medikalisasi? (vivi vitriani s.)
4. Bagaimana
cara meningkatkan bidan di Australia? (iva mudrikah)
5. Bagaimana
cara mencegah angka kematian tinggi dipulau solomon? (febyola shiskhi amanda)
6. Apa
hambatan bidan di Australia? (siti intan mia kornalia)
Jawaban
:
1. Yang
ada di slide kan pada tahun 1970-an, disana pada tahun 1970 itu bidan sangat
dibutuhkan, dan diberi fasilitas yang memadai, jadi kesimpulannya iya benar di
Australia pada tahun 1970-an itu bidan di Australia diberi fasilitas seperti
rumah, tanah, dan gaya hidup lainnya, diberi fasilitas itu untuk memberikan
penghargaan atas semua jasanya.
2. Pelvi
metri adalah teknik untuk dapat memperlihatkan bentuk dan ukuran pelvis
(terletak dibawah dan bersambung dengan rongga abdomen) dari ibu dan
membandingkan ukuran kepala janin dengan tulang pelvis ibu.
Sepsis puerperium
adalah infeksi pada traktus genetalia yang dapat terjadi setiap saat antara
awal pecah ketuban/ruptur membran/persalinan dan 42 hari setelah persalinan.
3. Pengaruh
medikal sebuah fenomena kehidupan sosial (medikalization of life) sebagai
dampak ambisi ekonomi-positif industri medis dan industri farmasi yang
berkolaborasi untuk terus melakukan ekspansi rezim medis.
4.
- menerapkan penelitian dalam praktik kebidanan.
- Menjalankan
pendidikan Master Kebidanan di Australia bertujuan meningkatkan profesionalisme
bidan dalam memberi asuhan melalui pendidikan berjenjang sampai ke Master
Kebidanan.
- Melakukan
perawatan yang berkesinambungan akan menjadi tujuan perawatan ibu sebagai
pelayanan kesehatan wanita dan keluarga.
5.
-
Memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi sebagai upaya mencegah kematian ibu.
-
Memenuhi kebutuhan alat kontrasepsi.
-
Sosialisasi pelibatan masyarakat
terhadap upaya angka kematian ibu.
-
Pemerataan fasilitas kesehatan.
-
Mencegah dan mengatasi masalah kelaparan
dan kurang gizi yang menimpa ibu hamil yang membutuhkan banyak asupan makanan sehat
dan kebutuhan lain.
6. Hambatan
:
-
kebidanan masih belum dikenal sebagai
bagian pendidikan medis di Inggris dan Australia.
-
Kebidanan masih didominasi oleh dokter.
-
Hanya bidan dan oerawat terlatih yang
boleh bekerja di RS.
-
30% persalinan ditolong oleh bidan.
-
Dokter
banyak menolong persalinan namun tidak ada penurunan berarti pada angka
kematian ibu dan bidanlah yang disalahkan.
-
Mahasiswa kebidanan harus menjadi
perawat dulu sebelum mengikuti pendidikan kebidanan ,karena kebidanan termasuk
sub spesialisasi keperawatan.
-
Literatur kebidanan masih kurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar