TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL ASUHAN
KEBIDANAN
Dosen
Pengampu : Nopri Padma Nudesti, S.S.T
Kelompok
: 2
1.
Aninda Desya Ramadani (1317001)
2.
Alda Oktaviani (1317002)
3.
Eva Indriyanti (1317008)
4.
Dyah Retno Pangabean (1317007)
5.
Febyola Shiskhi Amanda (1317009)
6.
Fitri Purwaningsih (1317010)
7.
Heni Setiyowati (1317011)
8.
Krisna Angelia Rahma (1317014)
9.
Siti Intan Mia Kornalia (1317015)
10. Tsuwaibatul
Aslamiah (1317018)
11. Zulfatus
Sa’diyah (1317023)
Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati
Tahun Akademik 2017/2018
Dengan menyebut
nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Konsep Kebidanan khususnya dengan tema Teori dan Model Konseptual Asuhan
Kebidanan..
Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada :
1. Dosen Pembimbing
kami yang selalu memberikan dorongan, kritik dan masukan kepada kami.
2. Teman-teman
Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati Tahun Akademik 2017/2018 yang selalu
memberi semangat dan motivasi kepada kami
Harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi. Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan
untuk penyempurnaan makalah ini.
Pati, 03 Maret 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan
A.
Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1
D.
Manfaat Penulisan .................................................................................................. 2
Bab II Pembahasan
A. Konseptual
Model Kebidanan................................................................................. 3
B. Teori
Model Konsep Kebidanan ............................................................................. 4
C.
Teori dan Model konseptual Asuhan
Kebidanan ................................................... 6
Bab III Penutup
A.
Kesimpulan ............................................................................................................. 14
B.
Saran ....................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap
meningkatnya kritis masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan
kebidanan. Hal itu menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme dalam menjalankan praktek kebidanan serta dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas.
Menempatkan
orang-orang yang menggunakan pelayanan kesehatan pada pusat asuhan telah
menjadi kebijakan pemerintah dalam 10 tahun terakhir, salah satunya pelayanan
yang berpusat pada wanita. Wanita dalam rofessi kebidanan sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-kultural yang utuh dan unik mempunyai kebutuhan dasar yang
bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Kritikan dari sebagian
wanita yang menggunakan pelayanan maternitas bahwa kebutuhan mereka tidak
terpenuhi. Kesimpulannya adalah bahwa wanita dan bayinya harus menjadi pusat
asuhan dan pelayanan maternitas harus tersedia disekitar mereka.
Yang
sangat penting adalah perpindahan menuju ketetapan pelayanan yang lebih
rofessio serta melibatkan wanita dalam perencanaan dan pemantauan pelayanan,
juga mampu menentukan elemen-elemen perawatan yang mereka terima. Pengembangan
komunikasi adalah kunci pelayanan yang lebih rofessio dan rofession. Sikap etis
rofessional dalam berkomunikasi akan mewarnai setiap langkah bidan, termasuk
dalam mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul pada asuhan yang
diberikan.Untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan konseptual model atau
teori-teori yang mempengaruhi praktek kebidanan sehingga wawasan seorang bidan
semakin luas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa
model konseptual model kebidanan?
2. Bagaimana
teori model kebidanan?
3. Bagaimana
teori dan model konsep asuhan kebidanan ?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan
pengertian model konseptual asuhan kebidanan.
2. Menjelaskan
teori model kebidanan.
3. Menjelaskan
teori dan model konsep asuahan kebidan
D. MANFAAT
1. Kita
dapat mengetahui pengertian model konsep asuhan kebidanan
2. Kita
dapat mengetahui teori model kebidanan
3. Kita
dapat mengetahui model konsep asuhan kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KONSEPTUAL MODEL KEBIDANAN
1.
Konsep adalah penopang
sebuah teori yang menjelaskan tentang satu teori yang dapat diuji melalui
observasi atau penelitian.
2.
Model adalah contoh atau
peraga untuk menggambarkan sesuatu.
3.
Model kebidanan adalah suatu
bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan.
4.
Konseptual model
a.
Gambaran abstrak suatu ide
yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu.
b.
Menunjukan pada ide global
tentang individu, kelompok, situasi, dan kejian yang menarik untuk suatu ilmu.
c.
Model memberi kerangka untuk
memahami dan mengembangkan praktik untuk membimbing tindakan dalam pendidikan
untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian.
5.
Model dalam kebidanan
berdasarkan pada 4 elemen :
a.
Orang (wanita, ibu,
pasangan, dan orang lain)
b.
Kesehatan
c.
Lingkungan
d.
Kebidanan
6.
Kegunaan model
a.
Untuk menggambarkan beberapa
aspek ( kongkret maupun abstrak) dengan mengartikan persaannya seperti
struktur, gambar, diagram dan rumus.
b.
Merupakan gagasan mental
sebagai bagian teori yang memberikan bantuan ilmu-ilmu sosial dalam mengkonsep
dan menyamakan aspek-aspek dalam proses sosial.
c.
Menggambarkan sebuah
kenyataan, gambaran abstrak sehingga banyak digunakan oleh disiplin ilmu lain
sebagai parameter garis besar praktik.
7.
Model kebidanan dapat
digunakan untuk :
a.
Menyatukan data secara
lengkap
1)
Tindakan sebagai bantuan
dalam komunikasi antara bidan dan pimpinan
2)
Dalam pendidikan untuk
mengorganisasikan program belajar
3)
Untuk komunikasi bidan
dengan klien
b.
Menjelaskan siapa itu bidan,
apa yang dikerjakan, keinginan dan kebutuhan untuk :
1)
Mengembangkan prosesi
2)
Mendidik siswi bidan
3)
Komunikasi dengan klien dan
pimpinan
8.
Komponen dan macam model kebidanan
Model kebidanan dibagi menjadi 5 komponen, yaitu :
a)
Memonitor kesejahteraan ibu
b)
Mempersiapkan ibu dengan
memberikan pendidikan dan konseling
c)
Intervensi teknologi
seminimal mungkin
d) Mengidentifikasi dan memberi bantuan obstetrik
e)
Lakukan rujukan
9.
Beberapa macam model
kebidanan
Model dalam mengkaji kebutuhan dalam praktik
kebidanan. Model ini memiliki 4 unit yang penting, yaitu : ibu dalam keluarga,
konsep kebutuhan, partnership, faktor kedokteran dan keterbukaan
a)
Model medikal
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk
membantu manusia dalam memahami proses sehat sakit dalam arti kesehatan
Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk
pemahaman dan tindakan sehingga dipertanyaan dalam model ini adalah “dapatkah dengan
mudah dipahami dan dapatkan dipakai dalam praktik?”.
b)
Mode sehat untuk semua
(Health For All-HFA)
Model ini dicetuskan oleh WHO dalam deklarasi Alma
Atta tahun 1978. Fokus pelayanan ditujukan pada wanita, keluarga dan masyarakat
serta sebagai sarana komunikasi dari bidan-bidan negara lain.
c)
Mengurangi ketidak samaan
kesehatan
d) Perbaikan kesehatan melalui usaha promotif dan
preventif
e)
Partisipasi masyarakat
f)
Kerjasama yang baik
pemerintah dengan sektor lain yang terkait
g)
Primary Health Care (PHC)
adalah dasar pelayanan utama dari sistem pelayanan kesehatan.
h)
Model sistem maternitas di
komunitas yang ideal
B.
TEORI MODEL KEBIDANAN
1.
Ruper, Lagan dan Tietney
Activity of living Model
Model yang dipengaruhi oleh virginia Henderson
Model. Terdiri dari 4 elemen :
a.
Rentang kehidupan
b.
Aktivitas kehidupan
c.
Ketergantungan atau
kebebasan individu
d.
Faktor-faktor yang
memperngaruhi aktivitas individu
Dalam
model ini diidentifikasi adanya 12 macam kebutuhan manusia sebagai proses
kehidupan, yaitu:
a.
Mempertahankan lingkungan yang
sama
b.
Komunikasi
c.
Bernafas
d.
Makan dan minum
e.
Eleminasi
f.
Berpakaian dan kebersihan
diri
g.
Pengatuhan suhu tubuh
h.
Mobilitas
i.
Bekerja dan bermain
j.
Seksualitas
k.
Tidur
2.
Rosermary Methuen
Merupakan aplikasi dari oream dan hendeson, model
terhadap model asuhan kebidanan, dimana dalam perawatan ada 5 metode pemberian
bantuan yaitu :
a.
Mengerjakan untuk klien
b.
Membimbing klien
c.
Mendukung klien (secara
fisik dan psikologis)
d.
Menyediaakan lingkungan yang
mendukung kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan masa yang akan
datang.
e.
Mengajarkan klien
Peran
bidan adalah mengidentifikasi masalah klien dan melakukan sesuatu untuk
membantu klien untuk memenuhi kebutuhannya. Manfaat dari model ini menurut
Mathuen adalah sebagai bukti prakti pengkajian kebidanan yang tidak didasarkan
pada kerangka kerja dari tradisi Mathuen. Sebagai dasarnya adalah kesehatan
bukan kesakitan sehingga asuhan yang diberiakn efektif bagi ibu dan memberikan
kebebasan pada bidan untuk melakukan asuhan.
3.
Roy Adaption Model
Pencetusnya adalah suster Callista Roy (1960),
sebagai dasarnya makhluk biopsikososial yang berhubungan dengan lingkungan.
Ditemukan 3 macam stimulasi yang mempengaruhi adaptasi karena dari individu,
yaitu :
a.
Vokal Stimuli
Yaitu stimuli dari lingkungan didekat individu,
contohnya : kesehatan banyi akan mempengaruhi ibu yang barusaja melakukan
fungsinya.
b.
Kontekstual stimuli
Yaitu faktor-faktor umum yang mempengaruhi wanita.
Contohnya : kondisi kehidupan yang buruk
c.
Residual Stimuli
Yaitu faktor internal meliputi kepercayaan, pengalaman
dan sikap. Model kebidanan ini berguna bagi bidan dalam melakukan pengkajian
secara menyeluruh (hollistik)
4.
Neman System Model
Yaitu model yang merupakan awal dari kesehatan
individu dan komunitas (sistem klien) yang digambarkan sebagai pusat energi
yang dikelilingi oleh garis kekuatan dan pertahanan.
a.
Pusatnya adalah variable
fisiologis, psikologis, sosial kulturan dan spiritual
b.
Garis kekuatan adalah
kemampuan sistem klien untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
c.
Garis pertahanan menunjukkan
status kesehatan umum dari individu.
C.
TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN
1.
Teori Reva Rubin
Menurut Rubin seorang wanita
sejak hamil sudah mempunyai harapan sebagai berikut:
a. Kesejahteraan ibu dan bayi
b. Penerimaan masyarakat
c. Penentuan identitas diri
d.
Mengerti tentang arti memberi dan menerima
Perubahan yang umumnya terjadi pada wanita pada
waktu hamil
a.
Cenderung lebih tergantung dan membutuhkan perhatian yang lebih baik untuk
dapat berperan sebagai calon ibu dan mampu memperhatikan perkembangan janinnya.
b.
Membutuhkan sosialisasi
Tahap
Psikososial (Psikososial Stage)
1. Anticipatory Stage
Tahap ini ibu-ibu melakukan
latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak lain.
2. Honeymoon Stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya
peran dasarnya, pada tahap ini
ibu memerlukan bantuan anggota
keluarga yang lain.
3. Plate Stage
Ibu akan mencoba dengan
sepenuhnya apakah ia telah mampu menjadi ibu. Tahap ini membutuhkan waktu
beberapa minggu dan ibu akan melanjutkan sendiri.
4. Disangagement
Merupakan tahap penyelesaian dimana
latihan peran dihentikan. Pada tahap ini peran sebagai orang tua belum jelas.
Reaksi umum pada kehamilan :
a. Trimester I
Ambivalen, takut, fantasi,
khawatir
b. Trimester II
Perasaan lebih enak, meningkatnya
kebutuhan untuk mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi
narsistik, pasif, introvert, kadang egosentrik dan self centered.
c. Trimester III
Berperasaan aneh, sembrono, jelek
menjadi introvert, merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.
Tiga
aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu :
a. Gambaran tentang idaman
Seorang ibu muda akan mempunyai
seseorang yang dijadikannya contoh
b. Gambaran tentang diri
Gambaran diri seorang wanita
adalah bagaimana seorang wanita tersebut memandang dirinya sebagai bagian dari
pengalaman dirinya.
c. Gambaran tubuh
Gambaran tentang tubuh
berhubungan dengan perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan dan perubahan
yang spesifik yang terjadi selama kehamilan dan setengan melahirkan.
Tahap Phase aktivitas penting
sebelum seseorang menjadi ibu
a. Taking On
Wanita meniru dan melakukan peran
ibu, dikenal sebagai tahap meniru
b. Taking In
Fantasi wanita tidak hanya meniru
tetapi sudah mulai membayangkan peran yang dilakukannya. Pada tahap sebelumnya
Introjection, Projection dan Rejection merupakan tahap dimana wanita menirukan
model-model yang ada sesuai dengan pendapatnya.
c. Letting Go
Merupakan phase dimana wanita mengingat kembali proses dan aktivitas yang sudah
dilaksanakannya.
Sehingga dibutuhkan peran dari
lingkungan dalam menghadapi masa transisi pada masa postpartum kemasa menjadi
orang tua, menurut Rubin (1960) sebagai berikut :
1) Respon dan dukungan dari keluarga
dan teman
2) Hubungan dari pengalaman
melahirkan
3) Pengalaman melahirkan dan
membesarkan anak yang lalu
4) Pengaruh budaya
2. TEORI RAMONAT T.MARCER
Teori Marcer lebih menekankan
pada stress antepartum dan pencapaian peran ibu.
a.
Efek Stress Antepartum
Tujuan : memberikan dukungan
selama hamil untuk mengurangi lemahnya lingkungan serta dukungan sosial serta
kurangnya kepercayaan diri.
Enam faktor yang mempunyai
hubungan dengan status kesehatan :
a. Hubungan interpersonal
b. Peran keluarga
c. Stress antepartum komplikasi dari
resiko kehamilan dan pengalaman negatif dalam hidup
d. Dukungan sosial
e. Rasa percaya diri
f. Penguasaan rasa takut, depresi
dan keraguan.
b.
Pencapaian Peran Ibu
Empat langkah dalam peran ibu
(tahapan)
1) Anticipatory
Suatu masa sebelum menjaid ibu
memulai penyesuaian sosial dan psikologi terhadap peran barunya nanti dengan
mempelajari apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu. Contoh : Latihan masak, belajar tentang ASI, belajar perawatan anak, dll.
2) Formal
Dimulai dengan peran sesungguhnya
seorang ibu, bimbingan peran secara formal dan sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh sistem wanita dan wanita.
3) Informal
Saat wanita telah mampu menemukan
jalan yang unik dalam melaksanakan peran barunya ini.
4) Personal
Pencapaian peran ibu dengan baik
tergantung dari diri sendiri. Marcer melihat bahwa peran aktif seorang wanita
dalam pencapaian peran umumnya dimulai setelah bayi lahir yaitu pada 3 bulan sampai
7 bulan postpartum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita dalam pencapaian peran ibu yaitu :
1) Faktor Ibu
a) Umur ibu pada waktu melahirkan
anak pertama lahir
b) Persepsi ibu pada waktu
melahirkan anak pertama kali
c) Memisahkan ibu dan anak
secepatnya
d) Stress sosial
e) Dukungan sosial
f) Konsep diri
g) Sifat pribadi
h) Sikap terhadap membesarkan anak
i) Status kesehatan ibu
2) Faktor bayi
a) Tempramen
b) Kesehatan bayi
3) Faktor-faktor lain
a) Latar belakang etnik
b) Status perkawinan
c) Status ekonomi
Faktor-faktor pendukung pencapaian peran ibu :
1) Emosional Support
Perasaan mencintai, penuh
perhatian, percaya dan mengerti
2) Informasional Support
Membantu individu untuk menolong
dirinya sendiri dengan memberikan informasi yang berguna dan berhubungan dengan
masalah situasi
3) Phisical Support
Pertolongan yang langsung seperti
membantu merawat bayi dan memberikan dukungan dana.
4) Appraisal Support
Berupa informasi yang menjelaskan
tentang peran pelaksanaan bagaimana ia menampilkan dalam peran, sehingga
memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri yang berhubungan
dengan penampilan orang lain.
3. TEORI ELA JOY LEHRMAN
Dalam teori ini Lehrman
menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik memberikan asuhan
pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan.
Lehrman mengemukakan 8
konsep yang penting dalam pelayanan antenatal
a. Asuhan yang berkesinambungan
b. Keluarga sebagai pusat asuhan
c. Pendidikan dan konseling
merupakan bagian dari asuhan
d. Tidak ada intervensi dalam asuhan
e. Fleksibilitas dalam asuhan
f. Keterlibatan dalam asuhan
g. Advokasi dari klien
h.
Waktu
Asuhan Partisipatif
Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut kemudian diuji
cobakan oleh Morten pada pasien postpartum. Dari hasil penerapan tersebut Morten menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8
komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu
a.
Tehnik terapeutik
b. Pemberdayaan
c.
Hubungan sesama
Tehnik Terapeutik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan
penyembuhan, misalnya : mendengar aktif, mengkaji, mengklarifikasi, sikap yang
tidak menuduh, pengakuan, fasilitas, pemberian ijin.
Empowerment (pemberdayaan)
Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan bidan melalui penampilan dan
pendekatan akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi,
menilai dan memberi dukungan.
Lateral Relationship (hubungan sesama)
Menjalin hubungan yang baik terhadap klien bersikap terbuka, sejalan dengan
klien, sehingga antara bidan dan kliennya nampak akrab, misalnya sikap empati
atau berbagi pengalaman.
4.
TEORI ERNESTINE
Ernestine Wiedenbach sudah pernah
bekerja dalam suatu proyek yang mempersiapkan persalinan berdasarkan teori Dr.
Grantley Dick Read. Wiedenbach mengembangkan teorinya secara induktif
berdasarkan pengalaman dan observasinya dalam praktek. Konsep luas yang menurut Wiedenbach yang nyata ditemukan dalam keperawatan,
yaitu :
a.
The Agent : perawat, bidan, atau tenaga
kesehatan lain
b.
The Recipient : wanita, keluarga, masyarakat
c.
The Goal : goal dari intervensi (tujuan)
d.
The Means : metode untuk mencapai tujuan
e.
The Framework: organisasi sosial, lingkungan profesional
The Agent (The Widwife)
Filosofi Wiedenbach tentang asuhan kebidanan dan tindakan kebidanan dapat
dilihat dalam uraiannya yang jelas pada perawatan maternitas dimana kebutuhan
ibu dan bayi yang segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu
kebutuhan ibu dan ayah dalam mempersiapkan menjadi orang tua.
The Goal (purpose)
Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum
menentukan goal. Bila sudah diketahui kebutuhan ini, maka dapat diperkirakan
goal yang akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik: emosional,
atau fisiological yang berbeda dari kebutuhan normal.
The Recipient
Wanita, masyarakat yang oleh sebab tertentu tidak mampu memenuhi
kebutuhannya. Wiedenbach sendiri berpandangan bahwa recipient adalah individu
yang berkompeten dan mampu menentukan kebutuhannya.
The Means
Untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan Wiedenbach menentukan beberapa
tahap, yaitu :
a.
Identification :Identifikasi kebutuhan klien
b.
Ministration :memberikan dukungan dalam mencari pertolongan yang dibutuhkan
c.
Validation :bantuan yang diberikan sungguh
merupakan bantuan yang dibutuhkan
d.
Coordination :dengan usaha yang direncanakan untuk memberikan bantuan.
5. TEORI JEAN BALL
(Teori ”kursi goyang” =
keseimbangan emosiona ibu)
Tujuan Asuhan maternitas pada
teori ini adalah agar ibu mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu baik fisik
maupun psikologis. Psikologis dalam hal ini tidak
hanya pengaruh emosional tetapi juga proses emosional agar tujuan akhir
memenuhi kebutuhan untuk menjadi orang tua terpenuhi. Kehamilan, persalinan dan
masa post partum adalah masa untuk mengadopsi peran baru.
Hypotesa Ball :
Respon emosional wanita terhadap
perubahan yang terjadi bersamaan dengan kelahiran anak yang mempengaruhi personality
seseorang dan dengan dukungan yang berarti mereka mendapatkan system keluarga
dan sosial.
Persiapan yang sudah diantisipasi
oleh bidan dalam masa post natal akan mempengaruhi respon emosional wanita
dalam perubahan yang dialaminya pada proses kelahiran anak. Dalam teori kursi goyang dibentuk oleh tiga elemen :
1. Pelayanan maternitas
2. Pandangan masyarakat terhadap
keluarga
3.
Sisi penyanggah/support terhadap kepribadian wanita
Kesejahteraan seorang wanita sangat tergantung terhadap efektivitas ketiga
elemen tersebut.
Women :Ball memusatkan perhatiannya
terhadap perkembangan emosional, sosial dan spikologikal seorang wanita dalam
proses melahirkan.
Health :Merupakan pusat dari model Ball
Tujuan dari post natal care agar wanita mampu menjadi seorang ibu.
Environment: Lingkungan sosial dan organisasi
wanita dalam sistem dukungan post natal misalnya membutuhkan dukungan sangat
penting untuk mencapai kesejahteraan.
Midwifery :Berdasarkan penelitian asuhan
post natal misalnya, dikhawatirkan kurang efektif karena kurangnya pengetahuan
tentang kebidanan.
Self :Secara jelas kita dapat melihat
bahwa peran bidan dalam memberikan dukungan dan membantu seorang wanita untuk
menjadi yakin dengan perannya sebagai seorang ibu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model
konseptual asuhan kebidanan adalah gambaran abstrak suatu ide yang
menjadi gambaran suatu disiplin ilmu.Konseptual model berkembang dari wawasan
inisiatif keilmuan kemudian disimpulkan dalam kerangka acuan ilmu sehingga
konseptual model dapat emberikan gambaran abstrak atau ide yang dapat mendasari
disiplin ilmu dan kemudian ditetapkan sesuai dengan bidang ilmu masing-masing.
Teori
yang mempengaruhi konseptual asuhan kebidanan yaitu :
1. Teori
Reva Rubin.
2. Teori
Ela Joy Lerhmen.
3. Teori
Ramona T Mercer.
4. Teori
Jean Ball
B.
SARAN
Sebagai bidan kita
harus dapat menempatkan diri kita dalam mengambil tindakan
yang sesuai dengan kebutuhan klien .
DAFTAR PUSTAKA
Diyah.2015.teori dan model konseptual asuhan. http://diyahhalsyah.blogspot.co.id.
(03 Maret 2018:16.00)
Wordpress.2010.teori yang berhubungan dengan praktik
kebidanan. https://lenteraimpian.wordpress.com/.
( 03 Maret 2018: 15.35)
Mufdlilah.2012.konsep kebidanan.yogyakarta: nuh medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar