KATA PENGANTAR
Denganmenyebutnama Allah SWT yang MahaPengasihlagiMahaPenyayang,
kami panjatkan puja danpujisyukurataskehadirat-Nya, yang
telahmelimpahkanrahmat, hidayah, daninayah-Nyakepada kami, sehingga kami
dapatmenyelesaikanmakalahtentang“Metabolisme Lipid”.
Makalahinitelah kami
susundenganmaksimaldanmendapatkanbantuandariberbagaipihaksehinggadapatmemperlancarpembuatanmakalahini.Untukitu
kami menyampaikanbanyakterimakasihkepada :
1.
IbuRiski Danik Kusumawati, S.S.T SelakudosenPembimbing kami, yang selalumemberikandorongan,
kritikdanmasukankepada kami
2.
Teman-temanAkademiKebidananBaktiUtamaPatiTahunAjaran
2017/2018 yang selalu memberisemangatdanmotivasikepada kami
Harapan kami semogamakalahinidapatmenambahpengetahuandanpengalamanbagiparapembaca,
Untukke-depannyadapatmemperbaikibentukmaupunmenambahisimakalah agar
menjadilebihbaiklagi.Kamimenyadaribahwamakalahinibelumlahsempurna.Olehkarenaitu,
sarandankritik yang membangundarirekan-rekansangatdibutuhkanuntukpenyempurnaanmakalahini.
Pati, 27 September 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2
BAB
I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................... 3
B. Rumusan
Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan
Pembelajaran................................................................. 4
D. Manfaat
Pembelajaran............................................................... 4
BAB
II : PEMBAHASAN
A. Definisi Metabolisme Lipid ..................................................... 5
B. Tranport Lipid Dalam Plasma...................................................
5
C. Biosentist Lipid........................................................................
6
D. Metabolisme Jaringan Lemak Dan Pengaturan Mobilisasi Lemak
Dan Jaringan Lemak.........................................................................
7
E. Lemak Sebagai umber Energi Untuk proses Hidup.................
7
F.
Fungsi Lemak Tak Jenuh.......................................................... 8
G. Metabolisme Lipoprotein Plasma.............................................
8
H. Peranan Hati Pada Metabolisme Lipid..................................... 9
I.
Proses Xetogenesis dan
Terjadinya Ketosis............................. 9
BAB III : PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................... 12
B.
Saran......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Salah satu
kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, dan manusia dan
yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Lipid adalah senyawa
organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik nonpolar seperti hidrokarbon atau dietil eter.
Lipid
berperan penting dalam komponen struktur membran sel. Lemak dan minyak dalam
bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan energi, lapisan pelindung, dan
insulator organ-organ tubuh. Beberapa jenis lipid berfungsi sebagai sinyal
kimia, pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon .
Senyawa yang
termasuk lipid tidak memiliki rumus struktur yang serupaatau mirip, selain itu
sifat kimia dan fisikanya pun berbeda-beda. Karena itu, senyawa yang memiliki
sifat fisika seperti lemak dimasukkan ke dalam kelompok lipid. Lipid dibagi
menjadi 8 golongan berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu asam lemak,
lemak, lilin, fosfolipid, sfingolipid, terpen, steroid, dan lipid kompleks.
Oleh kerena itu, penulis membuat makalah dengan judul “METABOLISME LIPID”.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana proses transport lipid dalam plasma ?
2.
Apa definisi biosentisit lipid ?
3.
Bagaimana metabolisme jaringan lemak dan pengaturan
mobilisasi lemak dan jaringan lemak?
4.
Bagaimana penerapan lemak sebagai sumber energi untuk
proses hidup ?
5.
Apa saja fungsi lemak tak jenuh ?
6.
Bagaimana metabolisme lipoprotein plasma ?
7.
Apa peranan hati pada metabolisme lipid ?
8.
Bagaimana proses xetogenesis dan terjadinya ketosis ?
9.
Apa saja penyakit akibat gangguan metabolisme lipid?
C. Tujuan
penulisan
1. Menjelaskan
proses transport lipid dalam plasma.
2. Menjelaskan definisi
biosentisit lipid.
3. Menjelaskan metabolisme
jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak dan jaringan lemak.
4. Menjelaskan penerapan
lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup.
5. Menjelaskan fungsi
lemak tak jenuh.
6. Menjelaskan metabolisme
lipoprotein plasma.
7. Menjelaskan peranan
hati pada metabolisme lipid.
8. Menjelaskan proses
xetogenesis dan terjadinya ketosis.
D. Manfaat Pembelajaran
1. Untuk
mengetahui proses transport dalam plasma.
2. Untuk
mengetahui definisi biosentisit.
3. Untuk
mengetahui metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak dan
jaringan lemak.
4. Untuk
mengetahui penerapan lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup.
5. Untuk
mengetahui fungsi lemak tak jenuh.
6. Untuk
mengetahui metabolisme lipoprotein plasma.
7. Untuk
mengetahui peranan hati pada metabolisme lipid.
8. Untuk
mengetahui proses xetogenesis dan terjadinya ketosis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Metabolisme Lipid
Metabolisme lipid adalah suatu proses pencernaan,
penyerapan, transportasi, penggunaan dan ekskresi lipid di dalam tubuh mahkluk
hidup. Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid
netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas,
hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga
yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk
sirkulasi portal (vena porta) menuju hati.Asam-asam lemak rantai pendek juga
dapat melalui jalur ini.
Secara
ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan
gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak
mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi
trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak
tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik
asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan.
Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.
B. Proses
Transport Lipid dalam Plasma
Pencernaan lemak terjadi didalam usus halus dengan bantuan enzim
hidrolitik, yaitu lipase yang mencerna triasilgliserol dan fosforilase yang
mencerna fosfolipid. Triasilgliserol diperoleh dari makanan, kerja enzim lipase
yang dihasilkan pankreas pada triasilgliserol akan menghasilkan
2-monoasilgliserol dan 2 macam asam lemak (Philip et all., 2006).
Kadar lemak dalam darah akan kembali normal setelah 2,5 hingga 3 jam
setelah mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak. Dalam darah lemak
diangkut melalui tiga bentuk yaitu kilomikron, partikel lipoprotein yang sangat
kecil dan bentuk asam lemak yang terikat dalam albumin. Kilomikron yang
menyebabkan darah tampak keruh, terdiri atas 81-82% lemak, 2% protein, 7%
fosfolipid dan 9% kolesterol. Kekeruhan akan hilang dan darah akan kembali
jernih kembali apabila darah telah mengalir melalui beberapa organ tubuh atau
jaringan-jaringan karena terjadinya proses hidrolisis lemak oleh enzim
lipoprotein lipase(Poedjiadi, 2007). Kilomikron ditransportasikan melalui
pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi
darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan
adiposa.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah
menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol
tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Trigliserida dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi
menjadi energi. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan
yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA).
Kilomikron yang telah melewati pembuluh limfe di dada selanjutnya akan masuk
kedalam darah dan membantu pengangkutan bahan bakar lipid keberbagai jaringan
tubuh(Philip et all., 2006).
C.
Biosentisit Lipid
Tubuh dapat
mensintesis berbagai jenis lipid, kecuali beberapa lipid tertentu misalnya asam
lemak esensial.
Tubuh dapat
membentuk asam lemak melalui beberapa cara :
1.
Sintesis de novo yaitu pembentukan asam lemak baru
dari senyawa bukan lipid.banyak
terdapat dalam jaringan tubuh, termasuk jaringan hati, ginjal, otak,
paru,kelenjar payudara dan adiposa.
2.
Sepanjangan rantai yaitu penambahan satuan-satuan dwi
karbon untuk mengubah asam lemak yang telah ada menjadi asam lemak yang lebih
panjang.
3.
Desanturasi yaitu pengadaan ikatan rapat pada gugus
radikal hidrokarbon ( gugus alkil) asam lemak.
Biosintesis
asam lemak sangat penting, khususnya dalam jaringan hewan, karena mempunyai
kemampuan terbatas untuk menyimpan energi dalam bentuk karbohidrat. Proses ini
dikatalisis oleh asam lemak synthase, suatu multienzim yang berlokasi di
sitoplasma.
a.
Biosintesis Asam Lemak Jenuh
Biosintesis asam lemak jenuh dimulai
dari acetyl-CoA sebagai starter.Acetyl-CoA ini dapat berasal dari oksidasi asam
lemak maupun dari piruvate hasil glikolisis atau degradasi asam amino melalui
reaksi pyruvate dehydrogenase.Acetyl-CoA tersebut kemudian ditransport dari
mitokondria ke sitoplasma melalui sistem citrate shuttle untuk disintesis
menjadi asam lemak.Reduktan NADPH + H+ disuplai dari jalur hexose monophosphate
(fosfoglukonat).
Pyruvate hasil katabolisme asam
amino atau dari glikolisis glukosa diubah menjadi aecetyl-CoA oleh sistem
pyruvate dehydogenase.Gugus acetyl tersebut keluar matriks mitokondria sebagai
citrate, masuk ke sitosol untuk sintesis asam lemak.Oxaloacetate direduksi
menjadi malate kembali ke matriks mitokondrion dan diubah kembali menjadi
malate.Malat di sitosol dioksidasi oleh enzim malat menghasilkan NADPH dan
pyruvate.NADPH digunakan untuk reaksi reduksi dalam biosintesis asam lemak
sedangkan pyrivate kembali ke matriks mitokondrion. Keuntungan tersebut antara
lain:
1)
Reaksi-reaksi kompetitif dapat dicegah,
2)
Reaksi terjadi dalam satu garis koordinasi, dan
3)
Lebih efisien karena konsentrasi substrat lokal yang
tinggi, kehilangan karena difusi rendah.
Enzim
kompleks asam lemak synthase bekerja dalam bentuk dimer. Tiap monomernya secara
kovalen dapat mengikat substrat sebagai tioester pada bagian gugus –SH.
b.
Biosintesis Asam Lemak Tak
Jenuh (Asam monoenoat)
Biosintesis
asam lemak tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap tunggal (asam monoenoat)
dalam jaringan hewan dan tumbuhan berbeda. Dalam jaringan hewan asam palmitat
dan asam stearat digunakan sebagau precursor untuk biosintesis asam lemak tak
jenuh terutama, asam palmitoleat.
D. Metabolisme Jaringan
Lemak dan Pengturan Mobilisasi Lemak dan Jaringan Lemak
Mobilisasi lemak dari jaringan
adiposa dikontrol oleh katekolamin dan insulin. Katekolamin menstimulasi
penguraian lemak melalui jalur B-adrenergik dan menghambat penguraian lemak
melalui jalur a2- adrenergik. Insulin bersifat menghambat penguraian lemak dari
jaringan adiposa. Meningkatnya jumlah hormon pertumbuhan (GH) menginduksi
kenaikan konsentrasi asam lemak bebas dan gliserol. Mobilisasi lemak
dipengaruhi kinerja 2 enzim pokok: hormon sensitif lipase (HSL) dan lipoprotein
lipase( LPL).
E. Lemak
Sebagai Sumber Energi untuk Proses Hidup
Tubuh mendapatkan sumber energi dari
makanan yang di konsumsi setiap hari.Kalori yang dihasilkan dari pembakaran
sejumlah bahan makan dalam tubuh, tidak langsung digunakan tetapi disimpan
dalam bentuk senyawa kimia yang kaya energi seperti ATP. Cadangan energi utama
dalam tubuh adalah Glikogen dan lemak ( Trigliserida).
Lemak merupakan bentuk cadangan
energi yang tergolong Lipid, lemak tersimpan dalam jaringan Adiposa dan
jaringan lain(otot). Lemak memiliki kerapatan energi lebih besar dari
Glikogen.Jumlah energi yang dapat disimpan dalam bentuk lemak setiap unit
sebesar 2,5x > dari dalam bentuk glikogen.Asam lemak dioksidasi menghasilkan
ATP lebih besar daripada Glukosa.
F. Fungsi Lemak
Tak Jenuh
Jumlah kolesterol baik dalam darah
merupakan penandaan penting soal gangguan jantung, tanpa peduli berapa banyak
kolesterol jahat yang di kurangi. Fungsi lemak tak jenuh ialah :
1.
Mengusir lemak jenuh yang menempel pada arteri
sehingga aliran darah kembali lancar.
2.
Mencegah penyakit kardiovaskuler.
3.
Kekakuannya dapat mencegah terjadinya pengumpulan
molekul lemak dekat menjadi padat.
4.
Bahan baku hormon.
5.
Membantu transport vit.larut lemak.
6.
Sebagai bahan insulasi perubahan suhu.
7.
Pelindung organ-organ tubuh bagian dalam.
Cara kerja
lemak tak jenuh yaitu lemak jenuh (kolesterol jahat) LDL yang berasal dari
hasil disalurkan ke bagian tubuh lain dan lama-lama menumpuk dan berkontribusi
membentuk plak. Timbunan lemak (LDL) pada dinding arteri membentuk plak
(kotoran menempel). Lemak tak jenuh kolesterol baik (HDL) sifatnya stabil dan
membawa sifat lemak jenuh menjauh arteri dan membawa kembali ke hati.
G. Metabolisme
Lipoprotein Plasma
Ekstraksi senyawa lipid plasma
dengan pelarut lipid menjadi berbagai kelompok lipid akan memperlihatkan
keberadaan triasigliserol, fosfolipid kolestrol dan ester kolestrol. Di samping
itu terlihat pula adanya fraksi asam lemak rantai panjang.Fraksi ini yaitu asam
lemak bebas (FFA) dan dikenal sebagai lipid plasma.
Ada 4 kelompok utama lipoprotein
plasma yang sudah dikenal diantaranya: kilomikron mengangkut lipid yang
terbentuk dari pencernaan dan penyerapan, lipoprotein dengan densitas yang
sangat rendah (VLDL: very low density lipoprotein) mengangkut trigliserol dari
hati. Lipoprotein densitas-rendah ( LDL : low density lipoprotein) juga
merupakan lipoprotein yang kaya akan kolesterol serta terbentuk dari
metabolisme VLDL dan lipoprotein densitas-tinggi (HDL: hight density
lipoprotein ) juga merupakan lipoprotein yang kaya akan kolesterol tetapi
terlibat di dalam pengeluaran dari jaringan serta pada metabolisme jenis
lipoprotein lainnya.
Kilomikron dan VLDL pertama-tama di
metabolisasi melalui hidrolisis dengan enzim lipoprotein lipase di dalam
jaringan ekstrahepatik. Sebagian besar triasilgliserol dikeluarkan dan
lipoprotein-sisa tertinggal di dalam sirkulasi. Sisa ini akan diambil ke dalam
hati oleh endositosis yang diperantai sebagai reseptor, tetapi sebagian sisa
lainnya yang terbentuk dari VLDL menjadi LDL dan akhirnya diambil oleh hati
serta jaringan lain lewat reseptor LDL.
H. Peranan Hati
pada Metabolisme Lipid
Metabolisme lipid di dalam tubuh
merupakan perkiraan hak istimewa hati. Jaringan mempunyai kemampuan untuk
mengoksidasi asam lemak sampai tuntas. Jaringan adiposa memiliki sifat
metabolisme yang aktif untuk memodifikasi terhadap peranan hati yang bersifat
sentral dan unit di dalam metabolisme lipid merupakan konsep yang penting.
Fungsi Utama Peran Hati Pada Metabolisme Lipid:
Hati
melaksanakan sejumlah fungsi utama berikut ini pada metabolisme lipid:
1.
Hati memfasilitasi pencernaan dan penyerapan lipid
melalui produksi empedu yang mengandung kolesterol serta garam-garam empedu
yang disintesis didalam hati secara de novo atau ambilan kolesterol lipid.
2.
Hati mempunyai sistem enzim yang aktif untuk sintesis
serta oksidas asam lemak dan untk sintesis triasilgliserol serta fosfilipid.
3.
Hati mengonversi asam lemak menjadi badan keton
(ketogenesis)
4.
Hati memainkan peranan integral dadalam sintesis serta
metabolism lipoprotein plasma.
I.
Proses Xetogenesis dan Terjadinya Ketosis
1.
Proses Ketogenesis
Ketogenesis
diatur pada 3 tahap yang menentukan :
a.
Pengontrolan dilaksanakan di jaringan adiposa.
b.
Asam lemak dialami oleh hati dan sesudah di aktifkan
menjadi asli – KoA,yaitu asam lemak tersebut akan mengalami oksidasi menjadi
CO2 atau esterifikasi menjadi triasilgliserol dan fosfolipid.
c.
Asetil KoA yang terbentuk pada oksidasi akan
teroksidasi di dalam siklus asam sitrat akan memasuki lintasan ketogenesis
untuk membentuk badan keton.
Ketogenesis
terjadi akibat Ketosis yang memanjang :
Terdapat
badan keton dengan jumlah tinggi menunjukkan Ketonemia. Sementara peningkatan
kadar badan dinamakan Ketonuria. Bentuk ketosin yang sederhana terjadi pada
kelaparan. Tidak ada keadaan lain secara kualitatif. Bentuk ketosis
nonpatologis dijumpai pada keadaan dengan diet tinggi lemak.
2.
Terjadinya Ketosis
Ketosis adalah kondisi yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan metabolik. Dalam istilah ilmiah itu
didefinisikan sebagai akumulasi berlebihan dari badan keton dalam jaringan
tubuh dan cairan. 'Tubuh Keton' adalah zat metabolisme asam acetoacetic dan
beta-hidroksibutirat. Aseton, yang menempatkan off bau tertentu yang terkait
dengan Ketosis, muncul dari asam acetoacetic, menjadi gejala ketika hewan
tersebut dalam keadaan ketotik. Semua zat ini adalah produk metabolisme normal
'lemak' dalam hati. Ketika mereka menjadi sangat tidak seimbang akibat ketosis,
hasil akhirnya adalah kegagalan hati.
3.
Contoh Ketosis:
a.
Ketosis pada Sapi
Sejak 1990 ketosis muncul sebagai
penyakit metabolik yang paling penting pada kelompok ternak sapi di US. Ketosis
diderita oleh sapi yang berproduksi tinggi dan atau kekurangan pakan secara
serius. Ketosis pada sapi diawali dengan gangguan metabolisme lemak,
hingga terjadi hipoglikemia dan hiperketonuria. Ketosis terjadi pada sapi yang
mengalami penurunan oksidasi karbohidrat dan diikuti oksidasi lemak. Selain itu, ketosis juga terjadi pada sapi yang bunting karena kurangnya
ketersediaan energi yang sangat dibutuhkan pada bulan terakhir masa
kebuntingan.
Untuk dapat
menghentikan ketosis maka sering dianjurkan untuk menghentikan pemerahan dan
bahkan dianjurkan pula untuk memompakan udara ke dalam kelenjar susu (under
insufflation). Selain itu juga anjuran untuk memuasakan selama 3 hari pada
penderita yang tidak gemuk. Sapi yang gemuk jangan dipuasakan karena akan
menyebabkan timbulnya ketosis karena lapar namun diberikan saja senyawa
lipotropik dan pemberian glukosa terus menerus sampai gejalanya benar-benar
hilang. Dan yang perlu diingat bahwa penderita mungkin dapat mengalami
kesembuhan secara spontan. (Subronto, 2004)
b.
Ketosis pada Babi
Ketosis
merupakan penyakit yang sering terjadi pada peternakan babi komersil. Ketosis
dapat terjadi karena kelaparan (defisiensi insulin relative), diabetes melitus
(defisiensi insulin absolute), atau terkadang disebabkan oleh diet yang banyak
mengandung hampir seluruhnya terdiri dari lemak. Ketosis juga dapat terjadi
ketika babi banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak atau
sedikit karbohidrat. Pada kondisi ini terjadi perubahan dari metabolisme
karbohidrat menjadi metabolisme lemak.
Gejala ketosis
yang tampak pada babi tidak jauh berbeda dengan kejadian ketosis pada sapi.
Umumnya babi akan mengalami penurunan nafsu makan (anorexia) yang mengakibatkan
penurunan berat badan dalam jangka panjang. Terjadi pula kelesuan, dehidrasi,
kulit tampak kusam dan kurang elastis pada babi penderita serta kurang tanggap
terhadap rangsang mekanis maupun suara. Namun, gejala yang paling khas adalah
adanya bau aseton yang tercium dari nafas, susu (ketolaktia), dan urine
(ketonuria). Gejala ketosis yang lain yaitu rendahnya produksi susu. Apabila
dilakukan uji kandungan air susu, maka akan terlihat menurunnya kandungan
lemak, lactosa dan casein dalam susu. Selain itu, terjadi peningkatan kadar
enzim hati dan adanya kerusakan jaringan hati serta kelenjar endokrin.
c.
Ketosis pada Manusia
Ketosis
merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh abnormalitas peningkatan konsentrasi
benda-benda keton yaitu asam asetoasetat (Acetoactic acid/AcAc), aseton
(AcetonAc), dan asam β-hidroxibutirat (BHB) dalam jaringan dan cairan tubuh (Smith,
2002). Benda keton dapat tertimbun di dalam kemih (ketonuria), darah
(ketonemia), dan air susu (ketolaksia) (Subronto, 2007).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi,
metabolisme lipid adalah suatu proses pencernaan, penyerapan, transportasi,
penggunaan dan ekskresi lipid di dalam tubuh mahkluk hidup. Lipid yang kita
peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu
trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil
dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang
masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi
portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat
melalui jalur ini.
B. Saran
Sebaiknya
dalam mengkonsumsi makanan yang berlemak jangan terlalu banyak karena semua
yang dikonsumsi secara berlebihan tidak akan baik untuk tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Gilvery, Mc.
1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi ketiga. Airlangga
University Press. Surabaya.
Martoharsono,
S. 1988. Biokimia Jilid II. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Montgomery,
R. 1993. Biokimia: Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus.
Jilid 2. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Philip, W.K.
and Gregory, B. R. 2006. Schaum’s Easy Outlines Biokimia. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Poedjiadi,
A. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia Press. Jakarta
Rusdiana,
2004. Metabolisme Asam Lemak. Program Studi BiokimiaFakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Digitized by USU digital library
Smith and
Wood. 1992. Biosynthesis. Molecular and Cell Biochemistry. Chapman & Hall.
Hongkong
Stryer, L.
2000. Biokimia Vol 2 Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Wohlgemuth,
R. 2010. Lipid Metabolism. Biofilesonline Sigma life Science. Vol 5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar